Kemarin jagat twitter cukup dihebohkan dengan beredarnya foto-foto candi didasar laut. Pihak Kemenbudpar malah berencana untuk mengecek keaslian foto kepada pakar telematika karena diduga hoax. Ternyata faktanya foto itu benar adanya. Ceritanya gini....
Alkisah di bagian Bali bagian Utara, tepatnya desa Pemuteran, pada tahun 1990 adalah daerah yang cukup kering. Pendapatan masyarakat lebih banyak sebagai nelayan. Teluk Pemuteran lautnya tenang dan nelayan banyak menangkap ikan hias maupun untuk konsumsi. Nelayan banyak menggunakan potasium dan sianida untuk menangkap ikan dan mengakibatkan rusaknya terumbu karang disitu. Akibatnya ikan makin sulit didapat dan pendapatan nelayan makin buruk.
Menyadari hal itu, pihak pebisnis, masyarakat, kalangan ahli dan penggiat lingkungan bersatu untuk memulihkan terumbu karang. Melalui Yayasan Karang Lestari (YKL) masyarakat desa Pemuteran melaksanakan program restorasi terumbu karang menggunakan teknologi biorock dengan luasan wilayah restorasi terbesar di dunia yaitu hingga dua hektar.
Biorock merupakan penemuan dua ilmuwan, Thomas J Goreau ( USA) dan Prof Wolf Hilbertz (Jerman) yaitu teknik pengumpulan atau akumulasi mineral mempergunakan aliran listrik untuk pengembangan karang buatan. Biorock merupakan teknologi yang secara langsung dapat mempercepat pertumbuhan kerangka (struktur) karang. Dengan teknologi ini, listrik dialirkan ke struktur karang yang terbuat dari besi dan dipasang ke dasar pantai agar membentuk lapisan kapur yang dapat ditanami karang. Seiring dengan tumbuhnya karang di kerangka (struktur) itu, ikan-ikan pun berdatangan.
Proyek pengembangan karang di Pemuteran, dimulai sejak Juni 2000 yang kemudian dinamai Proyek Konservasi Karang Lestari Pemuteran. Struktur-struktur karang ditempatkan sejajar dengan pantai, antara 50 –80 meter dari garis pantai, di kedalaman antara 3 – 7 meter. Dengan begitu, totalnya menjadi 22 struktur, dengan panjang mencapai 222 meter, di areal seluas 2,5 Ha. Pada waktu itu Pemuteran menjadi proyek biorock terbesar di dunia.
Setelah 22 struktur karang tadi menunjukkan pertumbuhan yang baik, pada 2005 lalu dikembangkan pembuatan taman laut. Sebanyak enam kapal tua, bekas-bekas bangunan candi bentar, juga patung-patung ditenggelamkan ke dasar laut berkedalaman sampai 20 meter.
Masyarakat Desa Pemuteran yang berjumlah 2000 KK dengan lebih dari 8000 jiwa kini bisa menuai manfaat. Sebagian penduduknya bisa bekerja di hotel setempat. Petugas keamanan tradisional atau pecalang pun mengembangkan wilayah tugasnya bukan saja di daratan melainkan juga di laut sehingga dikenal dengan pecalang laut. Pemuteran kini menjadi tujuan wisatawan diving dan snorkling dari seluruh dunia.
Kerjasama antara pengusaha dan masyarakat, yang kemudian diakui oleh pemerintah itu, telah mendatangkan banyak penghargaan. Yayasan Karang Lestari Pemuteran pernah mendapat penghargaan dari Departemen Kelautan (2002), ASIANTA Award (2003), Pata Gold Award (2005), Kalpataru (2005) dan Skal Internasional (2005).
Jadi foto yang diambil oleh penyelam Inggris yang tinggal di Bali ini memang betul, walaupun memang candi itu bukan peninggalan arkeologis tapi candi bentar yang sengaja ditenggelamkan dan sudah ditumbuhi karang berwarna-warni.
Sungguh kisah yang inspiratif. Untuk daerah lain, jangan mau kalah, ayo kita perbaiki bumi kita yang tua ini!
Foto-foto oleh Paul M Turley, dari sini.
Referensi: balikamilagi
Alkisah di bagian Bali bagian Utara, tepatnya desa Pemuteran, pada tahun 1990 adalah daerah yang cukup kering. Pendapatan masyarakat lebih banyak sebagai nelayan. Teluk Pemuteran lautnya tenang dan nelayan banyak menangkap ikan hias maupun untuk konsumsi. Nelayan banyak menggunakan potasium dan sianida untuk menangkap ikan dan mengakibatkan rusaknya terumbu karang disitu. Akibatnya ikan makin sulit didapat dan pendapatan nelayan makin buruk.
Menyadari hal itu, pihak pebisnis, masyarakat, kalangan ahli dan penggiat lingkungan bersatu untuk memulihkan terumbu karang. Melalui Yayasan Karang Lestari (YKL) masyarakat desa Pemuteran melaksanakan program restorasi terumbu karang menggunakan teknologi biorock dengan luasan wilayah restorasi terbesar di dunia yaitu hingga dua hektar.
Biorock merupakan penemuan dua ilmuwan, Thomas J Goreau ( USA) dan Prof Wolf Hilbertz (Jerman) yaitu teknik pengumpulan atau akumulasi mineral mempergunakan aliran listrik untuk pengembangan karang buatan. Biorock merupakan teknologi yang secara langsung dapat mempercepat pertumbuhan kerangka (struktur) karang. Dengan teknologi ini, listrik dialirkan ke struktur karang yang terbuat dari besi dan dipasang ke dasar pantai agar membentuk lapisan kapur yang dapat ditanami karang. Seiring dengan tumbuhnya karang di kerangka (struktur) itu, ikan-ikan pun berdatangan.
Proyek pengembangan karang di Pemuteran, dimulai sejak Juni 2000 yang kemudian dinamai Proyek Konservasi Karang Lestari Pemuteran. Struktur-struktur karang ditempatkan sejajar dengan pantai, antara 50 –80 meter dari garis pantai, di kedalaman antara 3 – 7 meter. Dengan begitu, totalnya menjadi 22 struktur, dengan panjang mencapai 222 meter, di areal seluas 2,5 Ha. Pada waktu itu Pemuteran menjadi proyek biorock terbesar di dunia.
Setelah 22 struktur karang tadi menunjukkan pertumbuhan yang baik, pada 2005 lalu dikembangkan pembuatan taman laut. Sebanyak enam kapal tua, bekas-bekas bangunan candi bentar, juga patung-patung ditenggelamkan ke dasar laut berkedalaman sampai 20 meter.
Masyarakat Desa Pemuteran yang berjumlah 2000 KK dengan lebih dari 8000 jiwa kini bisa menuai manfaat. Sebagian penduduknya bisa bekerja di hotel setempat. Petugas keamanan tradisional atau pecalang pun mengembangkan wilayah tugasnya bukan saja di daratan melainkan juga di laut sehingga dikenal dengan pecalang laut. Pemuteran kini menjadi tujuan wisatawan diving dan snorkling dari seluruh dunia.
Kerjasama antara pengusaha dan masyarakat, yang kemudian diakui oleh pemerintah itu, telah mendatangkan banyak penghargaan. Yayasan Karang Lestari Pemuteran pernah mendapat penghargaan dari Departemen Kelautan (2002), ASIANTA Award (2003), Pata Gold Award (2005), Kalpataru (2005) dan Skal Internasional (2005).
Jadi foto yang diambil oleh penyelam Inggris yang tinggal di Bali ini memang betul, walaupun memang candi itu bukan peninggalan arkeologis tapi candi bentar yang sengaja ditenggelamkan dan sudah ditumbuhi karang berwarna-warni.
Sungguh kisah yang inspiratif. Untuk daerah lain, jangan mau kalah, ayo kita perbaiki bumi kita yang tua ini!
Foto-foto oleh Paul M Turley, dari sini.
Referensi: balikamilagi
Comments