Ullen Sentalu, Indahnya Hening

Didaerah Kaliurang terdapat sebuah musium seni dan budaya Jawa, Ullen Sentalu namanya. Museum ini jauh dari gambaran klise kita tentang museum. Dari luar yang terlihat hanya tembok batu tinggi yang ditumbuhi tanaman, dan sebuah pintu masuk. Loket ada disebelah kiri. Saya memperhatikan ternyata banyak turis lokal dan mereka tidak keberatan untuk membayar tiket masuk Rp 25.000.

Ullen sentalu ini sendiri ternyata singkatan bahasa Jawa dari ‘ Ulating blencong sejatine tataraning lumaku’ yang artinya “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Falsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup para wayang tersebut.



Tidak menunggu lama rombongan kami sudah dipersilakan masuk. Kami melintasi taman yang sangat rimbun dan cukup remang-remang di sore hari gerimis itu, seperti melintasi lorong waktu. Oh ya, disini dilarang memotret. Mbak guide berbicara bahasa Inggris dengan fasih, karena dalam rombongan juga ada turis mancanegaranya. Di ruangan pertama kami diperlihatkan lukisan-lukisan potret besar tentang raja-raja Yogya dan Solo jaman dahulu dengan kisah-kisah mereka. Di ruangan tersebut juga ada seperangkat gamelan. Sultan Hamengkubuwono IX ternyata mempunyai nama panggilan eropa: Bobby.

Di ruangan kedua terdapat etalase berisi pakaian-pakaian kuno dan perhiasan raja dan ratu jaman dahulu. Juga terdapat potret raja yang mempunyai 42 selir dan permaisurinya ketika dinikahi berumur barangkali 14 tahun sedangkan raja ini berumur 40 tahunan.

Ruang selanjutnya adalah ruang batik. Disini dipajang koleksi batik-batik kuno yang indah-indah. Ternyata batik solo itu lebih kecoklatan warnanya, sedangkan batik Yogya lebih kuning dan cerah. Juga ada kebaya encim yang halus.


Dari sini kami berjalan melewati patung Ganesa dan mengelilingi taman kecil dengan hiasan patung malaikat bersayap bergaya eropa. Terdengar lama-lamat gending jawa dan entah kenapa dada jadi sesak dan ada rasa sangat ingin menangis saking terpapar keindahan disini. Diruang besar dengan langit-langit tinggi ini ada patung dan lukisan-lukisan besar lagi.

Kami melanjutkan perjalanan menuju ruang yang lain melewati lorong-lorong dengan aliran air di pinggiran selasar. Kami sampai keruang penyimpanan surat-surat untuk Tinneke, adik Bobby (Sultan HB IX), ketika dia patah hati tidak boleh melanjutkan kisah asmara cinta monyetnya. Surat-surat ini indah-indah, berbahasa belanda dan dilengkapi foto sang pengirim.

Ruang selanjutnya adalah ruang yang didedikasikan khusus untuk puteri mahkota Kesultanan Solo Gusti Nurul, yang nama lengkapnya GRAy Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani. Beliau adalah puteri dari HRH Mangkunegoro VIII dan GKR Timur Mursudariyah. Puteri ini menolak lamaran Presiden Sukarno dan Sultan HB IX karena tidak menyetujui poligami dan memilih untuk menikahi seorang tentara. Beliau sekarang tinggal di Bandung. Dari foto-fotonya, beliau cantik sekali. Ruangan ini diresmikan oleh Gusti Nurul sendiri.


Dari ruangan ini sampailah kita ke ruang suvenir, disini kami disuguhi dengan minuman herbal Kusmayana yang campurannya sepertinya jahe, kayumanis, pandan dan gula jawa. Disesap perlahan, hangat dan menentramkan. Sampai sini tour berakhir. Kita bisa melanjutkan dengan minum kopi di Baukenhof Restaurant, yang bergaya kolonial dengan lagu kuno yang seperti muncul dari gramafon.

Pengalaman yang sungguh indah. Kalau ke Yogya, harus kesini. Alamat lengkapnya di Jalan Boyong Kaliurang , buka dari hari Selasa sampai Minggu dari jam 9 pagi sampai jam setengah empat sore. Tarif nya Rp 25.000 per orang.


Foto-foto dari trugiaz

Comments