Penurunan Fungsi Ginjal

Mamah sudah diperiksa, keluhannya kaki kebas sampai hilang keseimbangan kalau jalan agak jauh. Selain dengkul yang osteoatrosis dan tensi tinggi setelah periksa darah dan urin ternyata ketauan bahwa GFR nya dibawah normal, diangka 75.4 (angka normal ">="90). Artinya ada penurunan fungsi ginjal di level 2 (level 5 GFR "<" 15 gagal ginjal ). Akibatnya saya ingin tau lebih banyak tentang penyakit ginjal, ini terjemahan dari beberapa sumber internet.

GEJALA SAKIT GINJAL
Tekanan darah tinggi
Kaki bengkak (oedema)
Susah bernafas
Gejala umum susah tidur, tidak nafsu makan dan tidak bersemangat/berenergi
Bau mulut (uraemic fetor)
Keram
Kebas di kaki
Sering kencing malam hari (nocturia)
Atau sebaliknya terlalu sedikit kencing
Gatal-gatal kronis
Darah di urine biasanya menggambarkan adanya penyakit ginjal
Urine berbusa atau berbuih yang menggambarkan adanya protein di urine

Apa Penyebab Menurunnya Fungsi Ginjal?

Oleh Charlie Rainer Gaston

Ada beberapa kondisi, penyakit atau pilihan gaya hidup yang bisa mengakibatkan menurunnya fungsi ginjal. Mengetes adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi dan menentukan pengobatan penurunan fungsi ginjal, tetap juga harus difahami penyebab umumnya. Baca terus untuk mempelajari penyebab paling banyak yang telah diteliti dari penurunan fungsi ginjal.

Diagnosis
1. Menurunnya fungsi ginjal bisa akibat diabetes dan tekanan darah tinggi atau kondisi yang diwariskan. Hanya dokter yang dapat mendiagnosa dan mengobati penurunan fungsi ginjal dan melakukan test yang diperlukan untuk membuat keputusan pengobatan. Pengetesan juga diperlukan untuk menentukan level kerusakan yang terjadi.

Abnormalitas dan Cacat Lahir
2. Abnormalitas dan cacat lahir cukup banyak menjadi penyebab penurunan fungsi ginjal. Kerusakan ginjal tipe ini biasanya bisa didiagnosa dari awal dan pasien bisa diberi resep dan rencana pengobatan, diet spesifik dan perubahan gaya hidup. Untuk anak-anak deteksi dini bisa mengakibatkan menaikkan fungsi ginjal. Remaja dan dewasa yang didiagnosa bisa membuat penyesuaian2 tingkah laku.

Glomerulonephritis
3. Menurut kidney.org "glomerulonephritis” adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada unit filter kecil yang disebut glomeruli. Glomerulonephritis bisa terjadi mendadak, contohnya setelah ‘strep throat’ (infeksi faring oral dan tonsil akibat streptococcus) – dan bisa sehat kembali. Tetapi dalam beberapa kasus pasien dapat mengalami penurunan fungsi ginjal progresif dalam beberapa tahun yang akhirnya bisa mengakibatkan kerusakan ginjal yang parah.

Kondisi Keturunan
4. Kondisi yang diwariskan seperti penyakit ginjal polycystic – adalah akibat dari kista yang perlahan-lahan membesar dan dalam beberapa kasus mengakibatkan kerusakan ginjal. Penyakit yang diwariskan lainnya termasuk sindrom alpor, hiperoxaluria dan cystinuria. Pasien harus di tes untuk setiap penyakit sebelum didiagnosis. Orang dengan orang tua atau kakek yang menderita dari salah satu penyakit yang diturunkan ini harus mengecek ke dokter.

Obat-obatan dan Racun lain.
5. Penyalahgunaan obat-obatan bebas dan penahan sakit bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Juga konsumsi racun dan obat seperti heroin dan cocaine crack. Penyalah gunaan alkohol terus menerus juga bisa menjadi penyebab berkurangnya fungsi ginjal. Peringatan langsung harus diambil untuk mengurangi atau menghilangkan konsumsi.


Green Hearts



Terapi Untuk Penyakit Ginjal Kronik

Kendati penyakit ginjal kronik (PGK) tidak dapat disembuhkan, tetapi kita masih dapat mempertahankan agar tetap berfungsi seoptimal mungkin. Caranya yaitu melalui terapi dengan obat-obatan, dialisis (cuci darah), transplantasi (cangkok) ginjal, dan modifikasi gaya hidup.


PERANAN OBAT DALAM TERAPI PENYAKIT GINJAL KRONIK

Obat-obatan bermanfaat untuk mengatasi gejala-gejala dan komplikasi PGK serta membantu memperlambat proses kerusakan fungsi ginjal.

1. Diuretik
Diuretik (obat untuk meningkatkan pengeluaran urin) membantu pengeluaran kelebihan cairan dan elektrolit dari tubuh, serta bermanfaat membantu menurunkan tekanan darah.

2. Obat Antihipertensi
Sebagian besar penderita PGK mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, diperlukan obat antihipertensi untuk mempertahankan agar tekanan darah tetap dalam batas normal dan dengan demikian akan memperlambat proses kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh tingginya tekanan darah.

3. Eritropoietin (Epo)
Salah satu fungsi ginjal yaitu menghasilkan hormon eritropoietin (Epo). Hormon ini bekerja merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah merah. PGK menyebabkan produksi hormon Epo mengalami penurunan sehingga menimbulkan anemia. Oleh karena itu, Epo perlu digunakan untuk mengatasi anemia yang diakibatkan oleh PGK. Epo biasanya diberikan dengan cara injeksi 1-2 kali/minggu.

4. Zat besi
Zat besi (Ferrous Sulphate) seringkali bermanfaat untuk membantu mengatasi anemia yang diakibatkan kekurangan Fe pada pasien dengan PGK. Suplemen zat besi diberikan dalam bentuk tablet (ditelan) atau injeksi (disuntik).

5. Suplemen Kalsium & Kalsitriol
Pada PGK, kadar kalsium dalam darah menjadi rendah, sebaliknya kadar fosfat dalam darah menjadi terlalu tinggi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan mineral ini, diperlukan kombinasi obat/suplemen yaitu kalsitriol (vitamin D bentuk aktif) dan kalsium.

Modifikasi Gaya Hidup

1.Diet
Perencanaan menu makanan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kebutuhan akan zat gizi ini berbeda-beda, tergantung stadium penyakit ginjal kronik yang Anda alami.

Secara umum, penderita PGK dianjurkan untuk:

• diet rendah garam (sodium), yang bermanfaat membantu mengendalikan tekanan darah dan mencegah tertimbunnya kelebihan cairan tubuh.

• diet rendah fosfat (800-1000 mg/hari).

2. Olahraga
Olahraga bermanfaat membantu mengendalikan kadar gula darah, menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kelebihan berat badan. Selain dari segi fisik, olahraga juga berpengaruh positif terhadap kesehatan mental dan emosional. Lakukan olahraga secara rutin, misalnya jalan cepat selama >30 menit setiap hari.

3. Menjaga berat badan dalam batas normal
Mengurangi kelebihan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol/lemak darah. Sebagai pedoman, indeks massa tubuh (body mass index) normal yang dianjurkan: 18.5 sampai dengan 24.9 kg/m2. Indeks massa tubuh dihitung dengan membagi berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan (dalam satuan meter).

4.Berhenti merokok
Merokok dapat mengakibatkan kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga kolesterol mudah tersangkut dan membentuk timbunan plak pada dinding pembuluh darah.

Endapan kolesterol menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan mengeras sehingga rongga pembuluh darah mengalami penyempitan.

Keadaan ini menyebabkan berkurangnya aliran darah yang menuju ginjal dan meningkatnya tekanan darah. Oleh karena itu, individu dengan PGK yang memiliki kebiasaan merokok sangat dianjurkan untuk sedapat mungkin berhenti merokok sama sekali.


Nefrologist yang praktek di RS Santosa:
1. dr. Ria Bandiara, SpPD-KGH
2. Prof. Dr.dr.Enday Sukandar,SpPD-KGH



Comments