Membuat kompos sendiri di rumah sangat mudah. Satukan sampah dapur, daun kering dari pekarangan ke dalam drum, siram air sedikit, aduk aduk, beres. Sejak punya anjing, kotorannya juga masuk. Dulu saya pikir kotoran hewan peliharaan tidak boleh masuk ke komposter seperti postingan saya dulu disini, tetapi setelah saya pelajari lagi kotoran hewan sangat bagus untuk kompos, terutama kotoran sapi, kuda atau kambing. Kompos yang saya buat hanya untuk dipakai sendiri, kebanyakan untuk tanaman hias walaupun ada juga yang untuk pohon jambu.
Masalahnya, komposter putar saya sudah rusak. Ini kondisinya yang sekarang.Selotnya sudah berkarat, dan kaso dudukannya sudah lapuk.
Beberapa bulan yang lalu kami sudah membuat yang baru, ukuran drumnya lebih kecil. Dudukannya dibuat dari kaki kursi besi yang sudah rusak. Ternyata, sekarang ketahuan, bahwa drum kecil ini juga bermasalah. Tutupnya yang sudah dilem itu terbuka tidak kuat menahan isi komposter. Wah repotlah saya.
Sekarang berhubung drum kecil sudah penuh dan meluap-luap isinya karena tutup ulirnya terbuka, saya kembali memakai komposter lama. Memang lebih repot, karena selotnya sudah berkarat, sehingga bukanya harus digetok dulu. Oke, kalau ada yang punya pengalaman, lebih mending komposter model yang bagaimana, sih? Memang saya lebih memilih model berputar, karena tidak harus mengaduk-aduk, cukup diputar, beres. Kalau ada ide lain kabari ya. Saya lebih pilih membuat sendiri, mengingat bujetnya terbatas.
Masalahnya, komposter putar saya sudah rusak. Ini kondisinya yang sekarang.Selotnya sudah berkarat, dan kaso dudukannya sudah lapuk.
Beberapa bulan yang lalu kami sudah membuat yang baru, ukuran drumnya lebih kecil. Dudukannya dibuat dari kaki kursi besi yang sudah rusak. Ternyata, sekarang ketahuan, bahwa drum kecil ini juga bermasalah. Tutupnya yang sudah dilem itu terbuka tidak kuat menahan isi komposter. Wah repotlah saya.
Sekarang berhubung drum kecil sudah penuh dan meluap-luap isinya karena tutup ulirnya terbuka, saya kembali memakai komposter lama. Memang lebih repot, karena selotnya sudah berkarat, sehingga bukanya harus digetok dulu. Oke, kalau ada yang punya pengalaman, lebih mending komposter model yang bagaimana, sih? Memang saya lebih memilih model berputar, karena tidak harus mengaduk-aduk, cukup diputar, beres. Kalau ada ide lain kabari ya. Saya lebih pilih membuat sendiri, mengingat bujetnya terbatas.
Comments