Para penggiat kompos rumahan yang membuat kompos dari sampah dapur, tulisan ini untuk anda.
Membuang sampah hewani kedalam komposter kadang menjadi dilema. Yang saya masukkan kedalam kategori sampah hewani ini misalnya sisa ayam, kulit udang, isi perut ikan dlsb. Sampah tersebut masuk kategori organik, tapi kalau dimasukkan kedalam komposter akan menimbulkan munculnya belatung didalam komposter. Tidak apa-apa kalau belatung tersebut tetap menjadi belatung, tapi sayangnya belatung tersebut setelah beberapa hari akan menjadi lalat! Siapa yang mau komposternya jadi mesin penghasil lalat?
Sekarang saya tahu solusi untuk mencegah hal tersebut!
Sebelumnya kita lihat kembali rumus pembuatan kompos:
Rumus pembuatan kompos
nitrogen + karbon + air (sedikit saja) + udara = kompos
nitrogen didapat dari = sampah dapur, rumput dan dedaunan
karbon didapat dari = gabah kering, serutan kayu, daun kering
Campuran ini akan menjadi sarang dari berbagai jenis mikroorganisma yang akan membusukkan bahan bahan tersebut menjadi material kompos yang sangat bergizi untuk tanaman kita.
Pengomposan yang saya selalu lakukan adalah melapisi sampah dapur dengan gabah kering, lalu saya siram dengan sedikit air. Saya sudah lama tidak pernah mengaduk kompos karena geli kalau kalau bertemu bilatung dibagian bawahnya. Kalau saya membuang sampah hewani biasanya wadah kompos itu tidak saya buka buka sampai minggu berikut, jadi saya membuang sampah dapur diwadah kompos yang satu lagi. Mengapa saya melakukan itu karena saya tidak mau lalat lalat dari belatung keluar dari wadah kompos saya.
Tapi sekarang saya sudah tahu rahasia agar kompos tidak berbelatung.
Tutupi sampah dapur hewani dengan rumput dan dedaunan kering.
ya, cara sederhana ini ternyata efektif untuk mencegah wadah kompos saya dari belatung. Dengan melapisi sampah dapur hewani itu dengan lapisan daun daunan dan rumput, entah mengapa belatung tidak muncul sehingga kompos saya menjadi bebas belatung. Hal ini sangat menggembirakan saya sehingga mulai sekarang saya jarang menggunakan gabah kering lagi untuk campuran sampah dapur melainkan menggunakan dedaunan dan rumput gulma dari halaman. OK masalah terpecahkan dan saya senang sekali...yeah!!
Membuang sampah hewani kedalam komposter kadang menjadi dilema. Yang saya masukkan kedalam kategori sampah hewani ini misalnya sisa ayam, kulit udang, isi perut ikan dlsb. Sampah tersebut masuk kategori organik, tapi kalau dimasukkan kedalam komposter akan menimbulkan munculnya belatung didalam komposter. Tidak apa-apa kalau belatung tersebut tetap menjadi belatung, tapi sayangnya belatung tersebut setelah beberapa hari akan menjadi lalat! Siapa yang mau komposternya jadi mesin penghasil lalat?
Sekarang saya tahu solusi untuk mencegah hal tersebut!
Sebelumnya kita lihat kembali rumus pembuatan kompos:
Rumus pembuatan kompos
nitrogen + karbon + air (sedikit saja) + udara = kompos
nitrogen didapat dari = sampah dapur, rumput dan dedaunan
karbon didapat dari = gabah kering, serutan kayu, daun kering
Campuran ini akan menjadi sarang dari berbagai jenis mikroorganisma yang akan membusukkan bahan bahan tersebut menjadi material kompos yang sangat bergizi untuk tanaman kita.
Pengomposan yang saya selalu lakukan adalah melapisi sampah dapur dengan gabah kering, lalu saya siram dengan sedikit air. Saya sudah lama tidak pernah mengaduk kompos karena geli kalau kalau bertemu bilatung dibagian bawahnya. Kalau saya membuang sampah hewani biasanya wadah kompos itu tidak saya buka buka sampai minggu berikut, jadi saya membuang sampah dapur diwadah kompos yang satu lagi. Mengapa saya melakukan itu karena saya tidak mau lalat lalat dari belatung keluar dari wadah kompos saya.
Tapi sekarang saya sudah tahu rahasia agar kompos tidak berbelatung.
Tutupi sampah dapur hewani dengan rumput dan dedaunan kering.
ya, cara sederhana ini ternyata efektif untuk mencegah wadah kompos saya dari belatung. Dengan melapisi sampah dapur hewani itu dengan lapisan daun daunan dan rumput, entah mengapa belatung tidak muncul sehingga kompos saya menjadi bebas belatung. Hal ini sangat menggembirakan saya sehingga mulai sekarang saya jarang menggunakan gabah kering lagi untuk campuran sampah dapur melainkan menggunakan dedaunan dan rumput gulma dari halaman. OK masalah terpecahkan dan saya senang sekali...yeah!!
Sampah dapur ditutupi dengan dedaunan kering |
Comments